Senin, 29 Agustus 2011

KELUAR DARI ZONA KENYAMANAN

Berani berubah.
Berani keluar dari zona kenyamanan (comfort zone).


Rupanya itulah salah satu resep orang-orang
sukses. Bagaimanapun kondisi mereka,
kekurangan mereka, kelemahan mereka,
semua itu tidak menjadi sebuah kendala.

Lihatlah Julius Caesar, meski menderita epilepsy,
ia berhasil menjadi seorang jenderal dan
kemudian menjadi kaisar.

Lalu juga Napoleon, walau berasal dari
keluarga sederhana, juga berhasil menjadi jenderal.

Bethoven bahkan menulis beberapa lagu
terbaiknya justru sesudah telinganya tuli
sama sekali.

Atau Charles Dickens yang menjadi
novelis Inggris terbesar meski kakinya
pincang dan lahir dari keluarga yang sangat miskin.

Atau Milton yang menggubah sajak-sajaknya
yang paling indah bahkan sesudah ia menjadi buta.

Orang-orang ini sanggup mengubah kekalahan
jadi kemenangan, kekurangan jadi prestasi.
Itulah orang-orang yang yakin bahwa keunggulan,
kemenangan, keberhasilan dan kejayaan
adalah fungsi garis lurus dari
kemauan dan keberanian untuk berubah
.

Semua memang bergantung bagaimana sikap
pikiran kita menghadapi gejolak kehidupan.

Apakah benar kita sudah berubah? Apa tanda-tandanya?
Jika benar kita sudah melakukan perubahan,
biasanya kita akan mengalami situasi yang tidak nyaman.

Karena setiap perubahan pasti menuntut kita
keluar dari zona kenyamanan (comfort zone).
Itulah sebabnya tidak banyak orang yang
benar-benar menyukai perubahan. Sebab
untuk berubah ke arah yang lebih baik,
biasanya memang tidak gratis dan memang
tidak nyaman. Ada ‘harga’ yang harus kita
bayar! Entah itu pengendalian sikap kita,
pengorbanan waktu kita, fokus pikiran kita,
bahkan terkadang bisa jadi terimbas juga
pada keluarga kita.

Berubah berarti keluar dari kebiasaan-kebiasaan
lama, membentuk kebiasaan-kebiasaan baru.

Berhenti bekerja dengan cara-cara lama
(yang biasanya sudah rutinitas), lalu terpaksa
belajar lagi untuk bisa bekerja dengan
cara-cara baru (tentu saja ini tidak terlalu nyaman).

Akan tetapi, siapapun yang mau melakukannya,
dan bersedia untuk keluar dari zona
kenyamanannya, insyaAllah 99,9%
pasti akan berhasil melaluinya. Sedang mereka
yang masih dikuasai bisikan untuk menentang
perubahan, dengan tetap mempertahankan
kebiasaan-kebiasaan lama pasti akan tergilas,
tertinggal, dan gagal.

Untuk mendapatkan hasil yang berbeda,
lakukanlah dengan cara yang berbeda.


Untuk mengubah nasib ya berubahlah. Kalau
kita kita mau mengubah arah, kita akan
berakhir di tempat yang sama.

Memang yang paling sulit adalah mengubah
sikap atau attitude kita. Betapa tidak, selama
ini kita sangat suka dan nyaman dengan sikap itu.

Lalu tiba-tiba kita harus mengubah sikap-sikap
yang biasanya kita suka itu menjadi sikap-sikap baru!
Kalau selama ini kita tergolong orang yang
senang dilayani, tentu tidak mudah untuk segera
berubah menjadi manusia baru: suka melayani.

Kalau kita terbiasa tidur sampai matahari terbit,
tentu tidak mudah untuk bangun shalat malam.
Kalau biasanya kita begitu mudah tersinggung
bahkan naik pitam, tentu sedikit lebih sulit
untuk menjadi lebih sabar. Kalau kita takut
melakukan sesuatu yang baru, tentu sulit untuk
segera memulainya, sehingga selalu saja ada ribuan
alasan untuk terus menundanya.

Berubahlah. Tinggalkan zona kenyamanan.

Memang akan ada tekanan dari berbagai arah.
Ada banyak pergolakan batin. Ada banyak keluhan
atas berbagai kesulitan. Akan banyak gejolak
emosi yang menghimpit. Tapi itu adalah sebuah
keniscayaan. Suatu jalan yang mau tidak mau
terpaksa harus kita tempuh. Itulah sebuah pertanda
jalan yang kita tempuh memang benar.

Tidak mudah memang.
Tetapi teruslah berjalan…


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar